Senin, 02 Maret 2015

Dialog Tengah Malam: Jam Dinding dan Kabel


Dialog jam dinding dan kabel di sudut ruang bisu
 
Tik, tik, tik
Tidakkah kau lelah berdetik?
Tik, tik, tik
Apa yang terus engkau tunggu?
Tik, tik, tik
Adakah sesuatu di ‘ujungmu’ yang menanti di ambang pintu?
Tik, tik, tik
Adakah kau bisa menjawab penasaranku?

Tik, tik, tik
Tidakkah kau lelah?
Terus bertanya tanpa jeda?

Tik, tik, tik
Ya, aku menunggu
Menunggu seseorang menjanjikan bertemu di salah satu detikku
Lalu kapan?
Perlukah seseorang tahu kapan ujung penantian sesuatu?
Tentu, agar ia tahu seberapa lama ia perlu bergumul dengan waktu, atau sekedar memoles paras lugu untuk menyambut temu
Haruskah?
Lalu bagaimana perihal kematian atau hal-hal yang disemogakan?
Itu... Namun bukankah kita harus tetap berangan kapan bertemu, meskipun ia akan datang menerjang waktu lebih cepat, atau tersendat lalu datang terlambat?
Tik, tik, tik

Tik, tik, tik
Tik, tik, tik

Mengapa?
Karena bukankah itu masuk dalam menunggu?
Sebuah kejutan kecil dalam salah satu detikku
Sekedar mengerti bahwa bersabar adalah pelipur waktu
Dan ketidaktahuan akan kehadiran adalah motor penggerak untuk terus maju

Yakinkah engkau ia benar akan datang di salah satu detikmu?
Itu di luar kuasaku
Seperti akankah aku berdetik dalam sekian waktu lagi, itu pun di luar tahuku
Lalu untuk apa menanti hal semu?
Seperti mengapa engkau bertanya pada jam dinding perihal detiknya?
Seperti mengapa baru engkau tanyakan padaku saat ini dan bukan ribuan detik sebelumnya?
Karena...
Maukah engkau menanti bersamaku?
Setidaknya agar penasaranmu terjawab
Dan takkan kau bertanya lagi tentang detikku

Tik, tik, tik, tik, tik, tik............ 

1 komentar: