Jumat, 30 Januari 2015

Kataku Tentang Jalan Pendaki

http://3.bp.blogspot.com/-C7SKkvrYNXo/VLeD0EBRMAI/AAAAAAAADR8/VhUboodSe0I/s1600/jalanpendaki.jpg

Pertengahan April 2014 – Sehabis UN menyerang dan menjelang diculik menuju salah satu gunung cantik oleh seorang kawan
Blog ini muncul di list paling atas dari sebuah mesin pencari hanya dengan mengetik kata kunci yang berbau pendakian. Sebagai newbie yang sholehah, aku ingin membekali diri dengan pengetahuan yang cukup untuk melakukan kegiatan keren yang disebut pendakian. Pertama kali, ini blog nggak menarik amat *eh jujur amat sik* karena bentuknya narasi, sedangkan yang aku cari adalah jodoh info seputar jalur dan tracknya gunung yang aku tuju. Dan kerennya itu blog nggak memuat cerita tentang gunung yang akan aku tuju, sebut saja Lawu. Hih, ini penulisnya gimana sik *malah nyalahin penulis*
Tapi aku tergoda untuk membaca lalu... jatuh cinta dengan penulisnya blognya. Blog ini menuliskan berbagai perjalanan seru dari mendaki gunung lewati lembah bersama teman bertualang sampai membahas pernak-pernik mendaki dengan kocak. Makin lama dibaca makin aku makin jatuh cinta dengan blog emesh ini.

Sekitar Mei sampai Juni 2014 – Di Asrama salah satu bimbingan belajar yang sinyalnya masyaallah syusyahnya
Setelah turun gunung, hobi membaca blog ini masih berlangsung. Dan akhirnya aku mengomentari salah satu postingannya ini
Masih belum puas komentarku dibalas, aku memutuskan menghubungi sang penulis via Line. Percakapan kami intinya tentang betapa blognya emesh banget dan informatif, dikemas ala ala dia sendiri. Lalu terbitlah tawaran itu... tawaran yang mengubah hidupku hingga hari ini:
Acentris: Kamu mau nggak gabung di grup whatsapp Jalan Pendaki?
Mau bang! MAU!
DUEEERRRRRR! Bumi gonjang-ganjing, langit kelap kelap. *elah apaan sik*
Lalu dimasukkanlah aku ke grup luar biasa yang namanya sama dengan blog emesh tadi: JALAN PENDAKI. Kala itu belum ada intervew/wawancara untuk masuk ke grup, dan anggota grup baru sekitar 20an ekor. Kesan pertama masuk grup adalah... aku bingung Ikus itu cewek atau cowok. Harus dipanggil bang atau mbak...
Setelah menyimak dengan baik, barulah aku tahu Ikus adalah panggilan dari seorang perempuan cantik nan macho. Pertama aku adalah silent reader saking nggak ngertinya apa yang dibahas, dan berfikiran cuma akulah yang nggak kenal secara langsung dengan orang-orang di dalamnya. Tapi makin kesini grup ini makin gombyor (baca: berisi). Orang-orang dari berbagai penjuru mulai datang, termasuk Solo!
Dari Solo ini ada mbak Yudha Noviana alias Nophe (Oke kali ini aku nggak terjebak oleh abang atau mbak karena ngelirik profile picturenya) yang kuliah di UNS. Lalu ada mbak Rima, yang aku belum ngerti Solo-nya bagian mana.

Akhir Agustus sampai awal September 2014 – UNS
Ini di luar dugaan sekali aku kuliah di sini. Karena impiannya pengin kuliah yang jauh biar tiap balik ke kost adalah sebuah trip *lah malah curhat*. Tapi namanya garis takdir itu hak prerogatif Tuhan, dan aku hanyalah aktris-Nya maka kuliahlah aku di sini dan satu almamater dengan mbak Nophe.
*Lokasi Gerbang belakang kampus*
“Hai aku nophe.” Jadi ini mbak Nophe? Imut syekali, pake baju SMP aja masih cocok.
“Dita.”
“Eh ini jas almamaternya. Buat apa sih? Ospek ya?”
“Iya mbak, maba tahun ini jas almamaternya telat jadi.” Duh elah, pertama kenal udah ngerepoti gini, aku anak macam apa. BTW terimakasih Tuhan telah menuntun saya kepada Jalan Pendaki, ini skenario hebat yang sangat mengubah arah dan jalan hidupku, contohnya hal kecil ini tadi. Mungkin tanpa Jalan Pendaki aku udah dapet lubang di nametag. Terimakasih Jalan Pendaki  (khususnya mbak Nophe) *nada iklan klinik tongfang*

Pembicaraan berlanjut di malam ospek hari kedua. Ketemu lagi di fakultasnya mbak Nophe yang kebetulan sebelahan dengan fakultasku. Mbak Nophe itu ternyata cerewet. Kalau ngomong nggak pake spasi. Duh jadi kangen.

Jalan Pendaki Regional Solo
Sebenernya Jalan Pendaki nggak ada kotak-kotakan regional. Tapi atas kesamaan domisili yang notabene jauh sama mayoritas member, kesamaan visi, misi, nasib, status hubungan, dan tujuan untuk membully babang Acen, akhirnya dibentuklah Jalan Pendaki Regional Solo.
Apa aja yang kita lakuin? Selain kadang main bareng, kami juga sering menyambut para tamu jauh member Jalan Pendaki yang mampir ke Solo *yeeey
Member-member (cielah member, udah kek jeketi48) Jalan Pendaki yang pernah halan-halan cantik ke Solo antara lain Audrey, mbak Maya Oriflameaplawal, babang Acen, mbak Metha, Mas Al & mbak Lady.
Soal babang Acen selaku pendiri Jalan Pendaki, dan penulis utama jalanpendaki.com. Kesan pertama yang aku dapat setelah pertama ketemu adalah... babang itu kaya emak-emak. Serius. Selain cerewet, agak kemayu, dan ngefans cherrybelle *matiin pasaran babang*. Seluruh ekspektasiku tentang babang seketika hancur ketika babang nyanyi cherrybelle pas kita para Jalan Pendaki Regional Solo karaokean bareng. (Bang kukira engkau cool, keren, ya walaupun belok dikit sik... Tapi, tapi kenapa ternyata. Ahsyudahlah.)
Jadi kalau kapan-kapan kamu ada di sekitaran Solo dan pengin meet up dengan kami hubungilah kami, masalah harga bisa diatur. Bercanda ding, sesama keluarga dilarang saling memalak, kalau kasih sukarela bolehlah *lah

24-25 Januari 2015 – Depok-Bogor
Pertama kalinya ikut kopdar, pertama kalinya ketemu sekian puluh member yang selama ini cuma berinteraksi via kursor berkedip.
Dan orang pertama yang aku temui adalah... tante Ikus. Yess, seperti di awal aku ceritain, tante Ikus ini adalah perempuan cantik nan macho. Cantik, pas baru bangun bobo masih pake baju tidur aja udah cantik. Macho, adalah ketika aku diboncengin tante Ikus serasa diboncengin anggota geng motor. Naik motor itu nggak ada yang namanya polisi tidur, lubang, jalan bergelombang, semua diterabas begitu saja. Kata andalannya “Eh sorry, lupa kalau ada polisi tidur.” *lalu pegangan erat*
Tapi diantara sekian sifatnya, tante itu Ibu-able banget. Kalau anda brewok, single, usia antara 29-30an, nikahi dia! Nikahi! *malah nawarin tante*
Siang sampai malemnya, ketemu anak-anak lain dari Jalan Pendaki. Dan makin meyakinkanku bahwa mereka benar-benar gila bukan hanya jempolnya, tapi juga aslinya. Aku juga makin banyak menemukan aib-aib mereka *senyum licik* Jadi inget video kala karaoke bareng 7 power ranger dan ibu negara. *pengen ngeshare di publik* *tapi takut disantet*

Kopdar Jalan Pendaki – Ragunan
“Hallo. Dita ya? Mirip Agus beneran deh.” -______-
70% orang yang ngajak salaman dan kenalan berkata demikian. Pulangkan saya saja.. *mewek*
Beratus kilo kutempuh, jauh-jauh hari mempersiapkan hari ini, dan akhirnya ikut kopdar ini. Apa yang kudapatkan? Pengalaman? Tentu. Teman? Sangat. Tapi yang sangat indah, saya mendapatkan teman bercitarasa keluarga.
Ketika pertama bertemu satu persatu, aku bukan seperti sedang bertemu teman baru tapi seperti bertemu teman yang lama tak bersua.

Bila dapat kulipat jarak
Kuhentikan waktu
Ingin aku hentikan waktu pada hari itu
Di mana aku berada di tengah orang-orang ini
Orang-orang yang kini telah menjadi penyusun keping-keping mozaik hidupku
Orang-orang yang bisa mengubah kelabu hidupku menjadi begitu lucu meskipun hanya dengan kursor berkedip

Di sini aku menemukan ibu, bapak, kakak, abang, om, sahabat, dan cinta. Cinta yang diberikan oleh orang-orang hebat ini.
Kakiku berat ketika meninggalkan orang-orang ini. Kembali kepada realita bahwa jarak begitu jauh membentang antara kami. *mellow* *mewek lagi*
Sampai bertemu lain waktu..

~~~
Jadi menurutmu apa itu jalan pendaki?
Aku sendiri juga bingung. Jalan Pendaki yang aku kenal terus berkembang dari hari ke hari. Mulai dari sekedar blog kocak dengan penulis sedikit belok tapi awesome, grup dengan puluhan bahkan ratusan orang yang tergabung, teman ngetrin dan mendaki yang keren-keren hingga keluarga yang siap dihubungi kapan saja dan di mana saja. Bahkan kini Jalan Pendaki tengah melebarkan sayapnya menjadi bacaan asyik berbentuk e-magz (coming soon), dan restoran atau tempat nongkrong yang ciamik (rencana yang harus terus di dukung.
Jalan Pendaki adalah grup yang 24 jam 7 hari dalam seminggu notifikasinya bejibun tapi nggak ngebosenin sama sekali (walaupun kadang roaming). Yang bikin cekakak-cekikik sampai dikira dapet itu pesan dari patjar, padahal jomblo dan tergabung di grup whatsapp yang isinya orang-orang kece. Yang ngajarin kata-kata aneh dari gemes jadi emesh, bye jadi bhay, thanks jadi tengs, dia jadi dese, and soon. Yang membuatku dan banyak orang lain melangkah lebih jauh dari kemarin, seperti slogannya:
DIAM DI SINI ATAU IKUT BERSAMA KAMI


Lala padamu gaes :*

Rabu, 28 Januari 2015

Karena Aku Mencintaimu

Aku mencintaimu..
Sungguh melelahkan dan memuakkan
Bukan, bukan karena ia tak terungkap
Karena memang ia tak kuungkap

Aku mencintaimu..
Namun kubangun benteng kokoh di sekeliling hatiku
Bukan, bukan karena aku takut terluka atau karna takut padamu
Aku hanya ingin cinta ini tak jadi barang klise yang murahan diumbar di sembarang tempat

Aku mencintaimu..
Namun aku tak bisa menawarkan apapun selain sebuah penantian
Penantian panjang hingga datang waktu yang tepat untuk engkau menjemputku

Aku bukan pemilik waktu yang bergulir
Aku hanyalah lakon dibalik skenario Tuhan, maka aku pun tak bisa menjanjikan waktu
Aku bukan pemilik hati putih yang sempurna tanpa cacat
Aku hanyalah gadis dengan berbagai kekurangan di sana-sini, berusaha kututupi dengan sisi lain dari diri
Aku bukan pula bintang cemerlang yang indah dipandang dan dinanti hadirnya oleh setiap orang

Tapi aku mencintaimu..
Maka sudikah engkau bilamana waktuku nanti bertemu dengan waktumu?
Maukah engkau menjadi pelengkap setiap celah kekuranganku, merengkuhku dalam keterbatasanku, dan membanggakan apa yang ada pada diriku sebagai milikmu?
Atau bilapun tak setiap orang menanti hadirku, akankah kau sabar untuk menunggu untuk bertemu?

Karena aku mencintaimu..
Maukah engkau saling menunggu denganku?
Meniti jalan panjang dimana kita berbeda tempat namun satu tujuan
Terus berbenah diri untuk sebuah pertemuan indah yang selalu dinanti
Hingga kita bertemu dalam satu jalan, bergandeng tangan tanpa ada lagi pertanyaan dengan siapa kita akan menghabiskan sisa hidup ini


Sukoharjo, 28012015/11.46

Sabtu, 10 Januari 2015

Lelakiku dan Perempuanmu



Lelakiku kehabisan inspirasi
Lalu direngkuhnya gitar yang tergolek di sudut ruang
Dan ia mulai menyenandungkan lagu pengusir sepi, pengundang inspirasi
Suaranya bersahutan dengan deru hujan di luar

~~~

Perempuanmu sedang duduk termenung di sudut ruang
Dekat jendela tengah asyik menyaksikan hujan
Ditangannya sebuah buku terbuka di tengah halaman

~~~

Lelakiku berhenti bersenandung
Rasa sesak menyelimuti hatinya

Rindu...
Seseorang disana membuatnya rindu

Diletakkannya kembali gitar tua berwarna coklat miliknya
Inspirasi telah datang padanya
Perempuannya tak sengaja membawa melalui rindu
Ia menatap kursor berkedip di depannya, diubahnya menjadi rangkaian kata

~~~

Perempuanmu ini sejak bermenit-menit lalu melamun
Rindu pelan merayap melalui jendela
Meloncat-loncat di sela huruf buku di tangannya
Lalu perlahan masuk dan memenuhi seluruh relung hatinya

Rindu...
Akhir-akhir ini sering sekali ia singgah tanpa permisi
Tanpa spasi menguasai seluruh isi hati

~~~

Jarak bercakap dengan waktu
Lalu waktu mengutus rindu
Rindu terbang bersama angin
Mengalir bersama air, menguap lalu turun menjadi hujan
Hujan menyampaikan rindu melalui rintiknya

~~~

Apakah kau melihat nona rindu sedang menari dengan tuan hujan?
Ya, nona rindu begitu bahagia dalam dekapan tuan hujan
Apakah kau dengar senandung yang mengiringi mereka?
Ya, aku mendengarnya. Mengayun lembut begitu romantis mengiringi
Adakah bisa kita menari di bawah guyuran hujan?
Atau menyenandungkan lagu sambil menikmati kopi diteras?

-lalu jarak menghentikan percakapan mereka
-waktu menenggelamkan angan mereka

~~~

Lelakiku tenggelam dalam imajinasinya
Rindu masih menggantung di hatinya
Namun sesak tak lagi menyiksa
Perempuannya seakan sedang duduk di sampingnya
Tersenyum lembut lalu menyeruput kopinya

~~~

Perempuanmu meneguk lagi kopi dihadapannya yang mulai dingin
Dibacanya buku yang sedari tadi dibiarkannya
Rindu masih menari dalam relung hatinya
Namun siksanya perlahan memudar
Lelakinya seakan duduk disampingnya
Bernyanyi sambil memetik gitar kesayangannya


 Jarak dan waktu adalah ujian terberat.
Namun rindu akan selalu mengikat.



Terinspirasi dari pasangan-pasangan yang terpisah oleh jarak ribuan kilo dan waktu yang terus mendesak: Long Distance Relationship.

Sukoharjo 10012015/14.17

Jumat, 02 Januari 2015

Terimakasih



Aku..
Ranting layu dengan hanya tinggal sehelai daun yang hijau
Berayun tersapu angin

Tuhan kenapa tak Kau perintahkan malaikat-Mu menjemputku sekarang?
Mengapa masih Kau beri sehelai daun di pucukku?
Mengapa masih Kau beri aku harapan?
Bahkan bersyukur pun aku tak pintar

Lalu angin terus berhembus kencang
Aku terus berayun semakin kencang, kadang tak terkendali
Satu persatu daun layu dan kering berguguran dari diriku
Namun mengapa, si daun hijau tak pernah layu apalagi patah dan terbang dariku?

Itukah kasih sayang-Mu?
Lalu mengapa masih Engkau cipta angin yang membuatku bergoyang?
Lalu mengapa Kau membuatku seolah akan patah dan mati?

Tuhan, apabila aku meminta hujan sekarang akankah Engkau berikan?

-gerimis kecil

Kenapa hanya gerimis? Aku meminta hujan
Ataukah Kau memang memporsi cinta-Mu?

-panas terik
-angin kencang

Tuhan, sepertinya aku akan patah
Tapi terimakasih sebelumnya, Engkau memberiku si daun hijau
Setidaknya, meskipun aku tak berharap sangat banyak,  ialah alasanku untuk terus bertahan dari setiap angin yang menerjang, setiap terik panas yang merontokkan daun-daunku dan membuatku layu

-hujan deras
-angin semilir
-daun hijau tak sendiri lagi
-tumbuh daun-daun hijau lain

Tuhan, itukah Engkau?
Menolongku di saat-saat terakhir?
Ataukah engkau sedang mengujiku?

Oh..
Aku mengerti
Dengan semua ini
Aku telah belajar untuk bersyukur dan berucap terimakasih



Terimakasih Tuhan, yang tak pernah lupa untuk mendetakkan jantungku. Terimakasih Tuhan telah membuatku terjaga dari setiap mati pada pagi hariku.
 

31/12/2014-23.04