Jumat, 02 Januari 2015

Terimakasih



Aku..
Ranting layu dengan hanya tinggal sehelai daun yang hijau
Berayun tersapu angin

Tuhan kenapa tak Kau perintahkan malaikat-Mu menjemputku sekarang?
Mengapa masih Kau beri sehelai daun di pucukku?
Mengapa masih Kau beri aku harapan?
Bahkan bersyukur pun aku tak pintar

Lalu angin terus berhembus kencang
Aku terus berayun semakin kencang, kadang tak terkendali
Satu persatu daun layu dan kering berguguran dari diriku
Namun mengapa, si daun hijau tak pernah layu apalagi patah dan terbang dariku?

Itukah kasih sayang-Mu?
Lalu mengapa masih Engkau cipta angin yang membuatku bergoyang?
Lalu mengapa Kau membuatku seolah akan patah dan mati?

Tuhan, apabila aku meminta hujan sekarang akankah Engkau berikan?

-gerimis kecil

Kenapa hanya gerimis? Aku meminta hujan
Ataukah Kau memang memporsi cinta-Mu?

-panas terik
-angin kencang

Tuhan, sepertinya aku akan patah
Tapi terimakasih sebelumnya, Engkau memberiku si daun hijau
Setidaknya, meskipun aku tak berharap sangat banyak,  ialah alasanku untuk terus bertahan dari setiap angin yang menerjang, setiap terik panas yang merontokkan daun-daunku dan membuatku layu

-hujan deras
-angin semilir
-daun hijau tak sendiri lagi
-tumbuh daun-daun hijau lain

Tuhan, itukah Engkau?
Menolongku di saat-saat terakhir?
Ataukah engkau sedang mengujiku?

Oh..
Aku mengerti
Dengan semua ini
Aku telah belajar untuk bersyukur dan berucap terimakasih



Terimakasih Tuhan, yang tak pernah lupa untuk mendetakkan jantungku. Terimakasih Tuhan telah membuatku terjaga dari setiap mati pada pagi hariku.
 

31/12/2014-23.04

Tidak ada komentar:

Posting Komentar