Dialog jam dinding dan kabel di sudut ruang bisu
Tik,
tik, tik
Tidakkah kau lelah berdetik?
Tik,
tik, tik
Apa yang terus engkau tunggu?
Tik,
tik, tik
Adakah sesuatu di ‘ujungmu’ yang
menanti di ambang pintu?
Tik,
tik, tik
Adakah kau bisa menjawab
penasaranku?
Tik,
tik, tik
Tidakkah
kau lelah?
Terus
bertanya tanpa jeda?
Tik,
tik, tik
Ya,
aku menunggu
Menunggu
seseorang menjanjikan bertemu di salah satu detikku
Lalu kapan?
Perlukah
seseorang tahu kapan ujung penantian sesuatu?
Tentu, agar ia tahu seberapa lama
ia perlu bergumul dengan waktu, atau sekedar memoles paras lugu untuk menyambut
temu
Haruskah?
Lalu
bagaimana perihal kematian atau hal-hal yang disemogakan?
Itu... Namun bukankah kita harus
tetap berangan kapan bertemu, meskipun ia akan datang menerjang waktu lebih
cepat, atau tersendat lalu datang terlambat?
Tik,
tik, tik
Tik,
tik, tik
Tik,
tik, tik
Mengapa?
Karena
bukankah itu masuk dalam menunggu?
Sebuah
kejutan kecil dalam salah satu detikku
Sekedar
mengerti bahwa bersabar adalah pelipur waktu
Dan
ketidaktahuan akan kehadiran adalah motor penggerak untuk terus maju
Yakinkah engkau ia benar akan
datang di salah satu detikmu?
Itu
di luar kuasaku
Seperti
akankah aku berdetik dalam sekian waktu lagi, itu pun di luar tahuku
Lalu untuk apa menanti hal semu?
Seperti
mengapa engkau bertanya pada jam dinding perihal detiknya?
Seperti
mengapa baru engkau tanyakan padaku saat ini dan bukan ribuan detik sebelumnya?
Karena...
Maukah
engkau menanti bersamaku?
Setidaknya
agar penasaranmu terjawab
Dan
takkan kau bertanya lagi tentang detikku
Tik,
tik, tik, tik, tik, tik............
Aku mau ko' dit menunggu :)) menunggu yg disemogakan
BalasHapus